Guru Ngaji Ke Rumah Di Setiabudi

Les Privat Mengaji | Guru Privat Mengaji | Lembaga Les Privat Mengaji | Jasa Les Privat Mengaji

Guru Ngaji Ke Rumah Di Setiabudi | Privat Ngaji Anak, Dewasa, Pemula dan Mualaf | Al Quran, Fiqih, Muamalah, Pengetahuan Seputar Agama Islam

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Semoga dalam keadaan sehat baik Iman dan Islamnya ya Sahabat Santri. Kali ini tim coba membahas artikel yang di kutip dari muslim(dot)or(dot)id tentang ” Munculnya Dukhan Di Akhir Zaman”.

Ad-Dukhan, Sebuah Tanda Akhir Zaman

Dalam Al Qur’an surat Ad Dukhan ayat 10 sampai 15 mengabarkan tentang salah satu peristiwa di akhir zaman kelak yaitu munculnya ad dukhan di akhir zaman. Apa itu dukhan dan bagaimana sifatnya, serta pelajaran apa yang bisa kita petik darinya. Silakan simak penjelasan ringkas berikut ini.

Surat Ad Dukhan Ayat 10-11

Allah Ta’ala berfirman:

فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Maka tunggulah hari ketika langit membawa dukhan (kabut) yang nyata. yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih” (QS. Ad Dukhan ayat 10 – 11).

Al imam Al Qurthubi dalam Tafsir-nya menjelaskan tentang makna ad dukhan dalam ayat ini:

وفي الدخان أقوال ثلاثة :

الأول : أنه من أشراط الساعة لم يجيء بعد. وممن قال إن الدخان لم يأت بعد : علي وابن عباس وابن عمرو وأبو هريرة وزيد بن علي والحسن وابن أبي مليكة

القول الثاني : أن الدخان هو ما أصاب قريشا من الجوع بدعاء النبي صلى الله عليه وسلم . حتى كان الرجل يرى بين السماء والأرض دخانا .قاله ابن مسعود

القول الثالث : إنه يوم فتح مكة لما حجبت السماء الغبرة ; قاله عبد الرحمن الأعرج

“Makna ad dukhan ada 3 pendapat:

Pertama, ad dukhan adalah salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi. Diantara yang berpendapat demikian adalah Ali, Ibnu Abbas, Ibnu ‘Amr, Abu Hurairah, Zaid bin Ali, Al Hasan dan Ibnu Abi Mulaikah.

Kedua, ad dukhan adalah khayalan yang menimpa kaum Quraisy ketika mereka mengalami kelaparan ekstrim atas doa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Sehingga orang-orang ketika itu seperti melihat dukhan (asap) di antara langit dan bumi. Ini adalah pendapat Ibnu Mas’ud.

Ketiga, ad dukhan adalah debu yang mengepul di hari Fathu Makkah, sehingga menutupi langit. Ini adalah pendapat Abdurrahman Al A’raj”

Tanda Akhir Zaman yang Belum Terjadi

Tafsiran pertama adalah tafsiran yang lebih rajih, dirajihkan oleh al Imam Ibnu Katsir rahimahullah.

Ayat di atas menunjukkan akan adanya ad dukhan sebagai salah satu tanda hari kiamat. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Hudzaifah bin Usaid radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّ السَّاعَةَ لا تَكُونُ حتَّى تَكُونَ عَشْرُ آيَاتٍ: خَسْفٌ بالمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بالمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ في جَزِيرَةِ العَرَبِ وَالدُّخَانُ وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ الأرْضِ، وَيَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ، وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِن مَغْرِبِهَا، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِن قُعْرَةِ عَدَنٍ تَرْحَلُ النَّاسَ

“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda: bencana penenggelaman manusia ke tanah di negeri barat, negeri timur dan di jazirah Arab, terjadi ad dukhan, munculnya dajjal, munculnya dabbah, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, munculnya api yang keluar cekungan Aden yang mengusir manusia” (HR. Muslim no.2901).

Bentuk dan Sifat Ad Dukhan

Ad dukhan bentuknya berupa asap yang jika mengenai orang Muslim maka mereka merasakan seperti pilek, sedangkan jika mengenai orang kafir akan keluar cairan dari kuping mereka dan merasakan kesakitan yang luar biasa.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

يَأْتي النَّاسَ يَومَ القِيَامَةِ دُخَانٌ، فَيَأْخُذُ بأَنْفَاسِهِمْ حتَّى يَأْخُذَهُمْ منه كَهَيْئَةِ الزُّكَامِ

“Akan datang dukhan (asap) kepada manusia di hari kiamat, yang memasuki pernapasan mereka, sehingga mereka akan merasakan seperti pilek” (HR. Muslim no.2798).

Dari Abu Malik Al Asy’ari radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّ ربَّكم أنذرُكم ثلاثًا : الدُّخانُ يأخذُ المؤمِنُ كالزُّكْمَةِ ، ويأخذُ الكافرُ فينتفخُ حتَّى يخرُجَ من كلِّ مَسْمَعٍ منهُ ، والثَّانيةُ الدابَّةُ ، والثَّالثةُ الدَّجَّالُ

“Sesungguhnya Rabb kalian memperingatkan kalian dari tiga hal: asap yang jika mengenai orang Muslim maka mereka merasakan seperti pilek, sedangkan jika mengenai orang kafir maka mereka akan sesak nafas dan keluar cairan dari kuping mereka, kemudian yang kedua munculnya dabbah dan yang ketiga munculnya dajjal” (HR. Thabrani, dihasankan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, 7/235).

Dalam riwayat dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu:

فالخَلقُ مُلجَّمونَ في العرقِ ، فآمَّا المؤمنُ فهوَ عليهِ كالزَّكْمَةِ ، وأمَّا الكافرُ فيتغشَّاهُ الموتُ

“Manusia akan berkumpul di Irak. Adapun orang Mukmin, mereka akan merasakan seperti pilek. Sedangkan orang kafir mereka akan tertutupi kematian” (HR. Ibnu Wazir dalam Al ‘Awashim wal Qawashim, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 3639).

Surat Ad Dukhan Ayat 12

Allah Ta’ala berfirman:

رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ

“(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman” (QS. Ad Dukhan: 12)

Al Qurthubi rahimahullah menjelaskan:

قيل : إن قريشا أتوا النبي صلى الله عليه وسلم وقالوا : إن كشف الله عنا هذا العذاب أسلمنا , ثم نقضوا هذا القول . قال قتادة : ” العذاب ” هنا الدخان . وقيل : الجوع

“Sebagian ulama mengatakan, maksud ayat ini, kaum Quraisy datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam kemudian mengatakan: jika Allah lenyapkan adzab ini, kami akan masuk Islam. Kemudian ternyata mereka melanggar janji mereka. Qatadah mengatakan bahwa adzab yang dimaksud dalam ayat ini adalah ad dukhan. Sebagian ulama mengatakan, maknanya adalah musibah kelaparan” (Tafsir Al Qurthubi).

Jangan Berlambat-Lambat untuk Bertaubat

Hendaknya kita tidak berlambat-lambat dalam menerima kebenaran dan melakukan ketaatan. Jangan sampai kita baru tersadar untuk menerimanya ketika di masa sulit atau bahkan ketika hampir terlambat. Jangan seperti orang kafir yang baru ingin beriman ketika sudah diuji dengan ad dukhan berupa kelaparan, atau ketika hampir terlambat yaitu ketika datangnya dukhan berupa asap di hari kiamat. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, ia berkata:

رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَصْحَابِهِ تَأَخُّرًا فَقَالَ لَهُمْ : ( تَقَدَّمُوا وَأْتَمُّوا بِي ، وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ ، لَا يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يؤخرهم الله )

“Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam melihat sebagian sahabatnya berlambat-lambat untuk shalat. Lalu beliau bersabda: ‘Bersegeralah kalian untuk shalat dan sempurnakanlah shalat bersamaku (jangan masbuk). Sehingga orang-orang yang datang setelah kalian juga bisa menyempurnakan shalatnya. Orang yang senantiasa berlambat-lambat untuk shalat sungguh Allah akan akhirkan ia (masuk surga)‘” (HR. Muslim, no. 438).

Hadits ini menunjukkan fatalnya konsekuensi yang diterima oleh orang yang berlambat-lambat melakukan kebaikan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Ungkapan ini merupakan ancaman dari Nabi Shalallahu’alaihi Wasallam. Bukan hanya pada amalan ini saja, namun juga pada semua amalan shalih. Karena seseorang itu jika dalam hatinya tidak ada kecintaan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, ia akan terus berada dalam kemalasan. Oleh karena itu hendaknya seseorang ketika terbuka peluang untuk melakukan ibadah maka hendaknya bersegera melakukannya. Sehingga jiwa tidak dihinggapi rasa malas. Sehingga ia tidak menjadi orang yang diakhirkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla”. (Asy Syarhul Mumthi’, 5/90).

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

بَادِرُوا بالأعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ المُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Bersegeralah untuk beramal (shalih) sebelum datangnya fitnah yang samar seperti potongan malam gelap. Sehingga seseorang di pagi hari masih beriman dan sore hari sudah kafir. Di sore hari masih beriman namun di pagi hari sudah kafir. Ia menjual agamanya demi mendapatkan harta dunia“ (HR. Muslim no.118).

Surat Ad Dukhan Ayat 13-14

Allah Ta’ala berfirman:

أَنَّى لَهُمُ الذِّكْرَى وَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مُبِينٌ ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوا مُعَلَّمٌ مَجْنُونٌ

“Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: “Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila” (QS. Ad Dukhan: 13 – 14).

Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan:

وهذا يقال يوم القيامة للكفار حين يطلبون الرجوع إلى الدنيا فيقال: قد ذهب وقت الرجوع

“Ini adalah dikatakan di hari Kiamat kepada orang-orang kafir ketika mereka meminta untuk kembali ke dunia. Maka dikatakan kepada mereka telah pergi waktu untuk kembali” (Tafsir As Sa’di).

Penyesalan Orang Kafir Karena Mengingkari Rasulullah

Orang-orang kafir mereka menyadari akibat perbuatan mereka ketika mereka mengabaikan ajaran para Rasul. Ketika mereka melihat ngerinya adzab di akhirat, lalu mereka menyesali perbuatan mereka yaitu telah menolak ajaran para Rasul. Sehingga mereka pun berharap bisa kembali ke dunia untuk memperbaiki keadaan, namun itu tidak mungkin terjadi. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin” (QS. As-Sajdah:12).

Allah Ta’ala berfirman:

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Andaikata kami dahulu mau mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya kami tidaklah termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS.al-Mulk:10).

Orang Beriman pun Menyesal Kelak di Akhirat

Ketahuilah, di akhirat, orang-orang beriman pun menyesal. Namun yang mereka merasa menyesal karena tidak bisa menambah amalan shalih. Allah Ta’ala berfirman:

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. Al Munafiqun: 10).

Ujian dalam Mendakwahkan Tauhid

Dari ayat ad Dukhan ayat 13-14 ini juga kita mengambil pelajaran bahwa orang yang mendakwahkan tauhid dan Sunnah akan pasti akan mendapatkan rintangan. Diantaranya mereka akan diberi label-label yang jelek seperti “gila”, “tukang sihir”, “radikal”, “ekstremis”, “fanatik” dan lainnya. Allah Ta’ala berfirman:

كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ

“Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: “Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila”. (QS. Adz Dzariyat: 52).

Namun celaan-celaan ini tidak akan merendahkan mereka di sisi Allah, justru memuliakan mereka. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لا تزال طائفة من أمتي على الحق ظاهرين لا يضرهم من خالفهم حتى يأتي أمر الله

“akan terus ada segolongan dari umatku yang senantiasa menampakkan kebenaran. tidak akan membahayakan mereka orang yang menyelisihi mereka, hingga datang perkara Allah (hari kiamat)” (HR. Abu Daud no. 4252 dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

Surat Ad Dukhat Ayat 15

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّا كَاشِفُو الْعَذَابِ قَلِيلًا إِنَّكُمْ عَائِدُونَ

“Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu sedikit saja, sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)” (QS. Ad Dukhan: 15).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini, beliau berkata:

إنه يقول تعالى ولو كشفنا عنكم العذاب ورجعناكم إلى الدار الدنيا لعدتم إلى ما كنتم فيه من الكفر والتكذيب

“Maksudnya Allah ta’ala katakan kepada mereka: andaikan kami hilangkan adzab Kami terhadap kalian ini, dan kami kembalikan kalian ke dunia, sungguh kalian akan kembali lagi melakukan apa yang kalian lakukan dahulu, berupa kekufuran dan mendustakan ajaran para Rasul” (Tafsir Ibnu Katsir).

Sebagaimana Allah ta’ala katakan dalam ayat yang lain:

وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

“Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka” (QS. An An’am: 28).

Istiqamah Ketika Keadaan Senang dan Sulit

Maka di sini ada pelajaran bagi kita semua, untuk senantiasa berusaha istiqamah di masa senang maupun sulit, jangan tunggu mendapat musibah baru ingat Allah! Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang menyesal. Allah ta’ala berfirman:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang beribadah kepada Tuhan mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini” (QS. Al Kahfi: 28).

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺗَﻌَﺮَّﻑْ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﺧَﺎﺀِ ﻳَﻌْﺮِﻓُﻚ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸِّﺪَّﺓِ

“Kenalilah (ingatlah) Allah di waktu senang pasti Allah akan mengenalimu di waktu sempit” (HR. Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami no.2961).

Sabar Ketika Sedang Futur (Malas)

Ketika iman melemah, mulai futur dan malas, maka upayakan bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar syariat dan mencoreng wibawa. Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لكلِّ عملٍ شِرَّةٌ ولكلِّ شِرَّةٍ فَترةٌ فمَن كانَت فترتُهُ إلى سنَّتي فقد اهتَدى ومَن كانَت فترتُهُ إلى غيرِ ذلكَ فقَد هلَكَ

“Setiap amalan ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat ada masa futurnya. Barangsiapa yang futurnya di atas sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk. Barangsiapa yang futurnya bukan di atas sunnahku, maka ia akan binasa” (HR. Ahmad no. 6764, dishahihkan Al Albani dalam takhrij Kitabus Sunnah hal.51).

Orang-orang yang menyibukkan dunia dengan sesuatu yang akan bermanfaat untuknya kelak di sisi Allah Ta’ala, mereka adalah orang-orang yang beruntung, baik di dunia dan di akhirat. Dia beruntung di dunia karena menyibukkan diri dalam amal kebaikan. Demikian pula, dia beruntung di akhirat karena telah membekali diri dengan berbagai amal shalih.

Allah Taala berfirman dalam banyak ayat Al-Quran,

فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا

“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu.” (QS. Luqman [31]: 33)

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala melarang kita untuk terperdaya dengan kehidupan dunia. Dia tertipu dengan dunia, sehingga sia-sialah waktunya, terluput dari berbagai amal shalih, karena dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Dia habiskan dunia ini, siang dan malam, hanya untuk mengumpulkan harta saja atau hanya untuk berlomba-lomba dalam teknologi. Hal ini sebagaimana kondisi orang-orang kafir saat ini. Mereka habiskan dunia ini untuk sesuatu yang tidak abadi.

Dunia Adalah Ladang Akhirat

Surga itu dibangun dengan dzikir, tasbih, tahlil, takbir, ditumbuhkan pohon-pohonnya dengan amal ketaatan. Semua ini menunjukkan bahwa dunia ini hanyalah ladang, tempat bercocok tanam untuk kehidupan akhirat. Sebagaimana kata ahli ilmu,

الدنيا مزرعة للاخرة

“Dunia adalah ladang akhirat.”

Hendaklah manusia, yang memanfaatkan berbagai fasilitas dan perhiasan dunia ini, memperbaiki amalnya. Sehingga bermanfaat untuk dirinya, baik untuk kehidupan saat ini, atau kehidupan di masa mendatang.

Dalam kesibukan dan rutinitas sehari-hari, seberapa seringkah kamu berfikir untuk meluangkan waktu untuk memperdalam agama islam atau mengaji? Apalagi kamu yang sibuk bekerja dan susah memiliki waktu luang, tetapi jika memiliki waktu luang kamu enggan pergi ke tempat pengajian sekitar karena macet.

Jangan sampai kita termasuk mereka yang hatinya penuh cinta terhadap dunia sehingga tidak memiliki waktu untuk mengaji ya Sahabat Santri.

Adakah solusi untuk situasi seperti ini?

Solusi terbaiknya adalah menggunakan jasa guru les privat. kamu tidak perlu susah payah menghabiskan waktu dan tenaga untuk datang ke tempat les.

Apalagi jika les privat tersebut menawarkan jadwal yang bisa ditentukan sendiri, kamu bisa memilih jadwal mengaji sesuai keinginanmu.

Mengenal Les Privat Ngaji

Les privat ngaji merupakan sebuah sarana yang tepat bagi Sahabat Santri yang ingin belajar Agama Islam lebih dalam, karena kita bisa langsung menanyakan pelajaran yang kita kurang paham.

Kita juga bisa sekaligus belajar cara mengaji yang benar sesuai hukum tajwid. Sahabat Santri bisa belajar Al-Qur’an dengan guru yang sudah bagus bacaannya dan bacaan kita dapat langsung diperbaiki.

Selain itu, Sahabat Santri juga bisa menghemat tenaga dan waktu untuk datang ke tempat belajar mengaji, sehingga Sahabat Santri bisa lebih fokus ke pelajaran dan juga kita bisa memilih jadwal mengaji sesuai waktu luang yang dimiliki.

Salah satu lembaga les privat mengaji adalah Nyantren. Nyantren menyediakan jasa Guru Ngaji Privat untuk Anak, Orang Dewasa, Pemula dan Mualaf.

Belajar Mengaji Al-Qur'an
Belajar Mengaji Al-Qur’an untuk Pemula, Dewasa dan Orang Tua

“ Guru Ngaji Ke Rumah Di Setiabudi “

Daftar Baru

Program Guru Ngaji Privat

Program Nyantren Privat merupakan upaya peningkatan pengetahuan umat muslim untuk lebih mengenal Islam dengan ustadz dan ustadzah datang ke rumah (guru ngaji privat).

Visi dan misinya yakni mencetak generasi yang cinta terhadap Al-Qur’an.

Ustad dan Ustadzah ke rumah ini kami bungkus dalam satu program yang bernama Insan Qur’ani (IQ).

Pada segi materi, IQ berfokus pada baca dan tulis Al-Qur’an bagi anak-anak, orang dewasa, Pemula, Mualaf dan Keluarga.

Namun dalam prakteknya tambahan pengetahuan seputar Fiqih (Hukum-hukum Islam), dan Muamalah (Sosial) diikut sertakan dalam pembahasan setiap belajar.

Santri akan mendapatkan kumpulan materi dalam bentuk Rencana Proses Pembelajaran (RPP) dan Silabus. Hal ini memudahkan dalam proses monitoring Sahabat Santren.

Jangkauan Ngaji Privat Nyantren

Selain dari segi materi yang luas. Jangkauan program IQ sudah bisa dinikmati di area Jabodetabek yaitu di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Salah satu wilayah yang termasuk jangkauan Nyantren adalah Setiabudi, Jakarta Selatan

Ustadz dan Ustadzah

Ustadz dan Ustadzah yang bekerjasama dengan Nyantren merupakan Mahasiswa atau alumni perguruan tinggi Islam.

Mayoritas Ustadz dan Ustadzah telah memiliki sertifikat tahsin dan hafalan Al-Qur’an yang baik.

Karena pada proses penyeleksian dua hal diatas merupakan syarat dan ketentuan yang harus dimiliki oleh pengajar di Nyantren.

Usia Ustadz dan Ustadzah di Nyantren terbilang muda yakni dibawah usia 35 tahun. Agar proses pembelajaran lebih friendly.

Namun, tidak menutup kemungkinan jika Sahabat Santren memiliki permintaan Ustadz atau Ustadzah lebih dewasa agar lebih tegas dalam proses belajar.

Nyantren akan siap melalukan kerjasama dengan Ustadz dan Ustadzah tersebut.

Prihal asal kampus dan pondok pesantren Ustadz dan Ustadzah beragam seperti Gontor, LIPIA Jakarta, Al-Hikmah Jakarta, STEI SEBI, UIN Syarif Hidayatullah dan kampus Islam lainnya.

Tingkatan Santri Pada Program IQ

Proses pembelajaran pada program IQ berdasarkan kemampuan santri.

Pada level dasar, materi Al-Qur’an mulai dari Iqra yakni mengenal huruf Hijaiyah. Materi Fiqih akan dimulai dari cara bersuci dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Pada level lanjutan, materi baca tulis Al-Qur’an sudah masuk pada tahap pembenaran bacaan (Tahsin). Fokus pada panjang dan pendek dan hukum bacaan yang benar.

Level Atas yakni bagi sahabat yang sudah baik bacaan Al-Qur’an nya dan ingin menghafal. Nyantren memfasilitasi kebutuhan Sahabat Santren dengan bekerjasama dengan Ustadz atau Ustadzah.

Pada setiap tingkat, Tim akan melalukan pretest agar siswa dikelompokan sesuai tingkatannya. Agar target sesuai dengan kemampuan awal siswa maka estimasi waktu yang perlu digunakan selama proses belajar bisa diketahui.

Cara Mendaftar Les Pivat Ngaji Nyantren

Sahabat Santren bisa hubungi Admin 0852 1321 1110 atau isi form registasi online disini.

Bagi Sahabat Santren di Cibubur dan sekitarnya bisa ke kantor di Jalan SMPN 258 NO. 15 C RT/RW 05/010 Cibubur Jakarta Timur.

Semoga bermanfaat ya Sahabat Santren.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

“ Guru Ngaji Ke Rumah Di Setiabudi “